Kadang kita manusia memang harus belajar dari keadaan sekeliling dan apa yang kita lihat. Bahkan mungkin dari seekor binatang.
Waktu itu, saya meminjam dvd sepupu saya karena tertarik dengan cerita sepupu saya mengenai sebuah film tentang seekor anjing yang sangat setia, kemudian saya pun penasaran untuk mengetahui kisahnya lebih lanjut... judulnya HACHIKO. Film yang dibuat
berdasarkan kisah nyata, yang kali ini menurut saya sangat luar biasa bahkan saya yang menyaksikannya pun tak sanggup menahan air mata.
Ini adalah kisah tentang seekor anjing yang lahir tahun 1923 di
Jepang, bernama Hachiko. Ia milik (dipelihara) oleh seorang professor
bernama Hidesaburo Ueno. Sang professor selalu pergi dan pulang kerja
menggunakan kereta dari sebuah stasiun bernama Shibuya.
Pak professor selalu rutin menjalankan kegiatan ini. Berangkat jam 7
pagi, pulang jam 5 sore. Setiap berangkat kerja Hachiko selalu mengantar
majikannya dari rumah sampai ke stasiun dan kemudian ia pulang ke rumah
sendiri. Sore harinya, Hachiko akan menjemput professor di depan
stasiun, pada jam 5 sore. Hal ini berlangsung terus menerus hingga tiga
tahun lamanya.
Suatu hari, tanggal 23 Mei 1925, seperti biasa Hachiko mengantar
majikannya ke stasiun kereta. Namun pak professor rupanya meninggal
dunia saat mengajar, mungkin terkenan serangan jantung. Hachiko tidak
mengerti jika majikannya sudah meninggal dunia, dia tetap menunggu di
depan stasiun. Ia terus menunggu hari demi hari, musim demi musim,
hingga 9 tahun lamanya.
Semua orang di sekitar stasiun mengenal betul Hachiko. Banyak orang
yang mencoba mengadopsi dan ingin merawat Hachiko. Namun rupanya hachiko
tidak mau, dia selalu kembali ke stasiun. Ia lebih memilih tinggal di
stasiun, di bawah gerbong kereta rusak, untuk kemudian duduk di tempat
yang sama, pada jam yang sama, jam 5 sore, menunggu sang majikan.
Hingga akhirnya, pada tanggal 8 Maret 1935 tubuh Hachiko ditemukan
membujur kaku di pinggir jalan statsiun Shibuya. Ya, ia sudah tua.
Hingga kini, di depan stasiun Shibuya terdapat sebuah patung Hachiko
yang terbuat dari perunggu.
Bener-bener kagum pada hachiko, anjing saja yang seekor binatang bisa setia terhadap majikannya, masa kita yang mempunyai hati nurani, akal, serta pikiran tidak bisa setia kepada manusia, terlebih lagi terhadapTuhan dengan menjalankan segala perintah serta ajaran-Nya setiap saat??
Terus terang, sampai saat ini setiap saya menonton film hachiko air mata saya tidak dapat berhenti menetes.. bahkan dalam mengetik tulisan di blog ini air mata saya tidak dapat terbendung ketika mengenang hachiko.. kelak jika saya mempunyai anjing lagi, saya akan memberi nama HACHIKO... :') I LOVE YOU SO MUCH HACHIKO... :(
Tidak ada komentar:
Posting Komentar