FALLING LOVE

Minggu, 17 Juli 2016

MENANGISI INDONESIA



Oleh : Suzette Hattingh


Beberapa tahun lalu Tuhan pernah menunjukkan kepada saya sesuatu tentang Indonesia. Ia menunjukkan kepada saya akan adanya suatu gelombang revival besar atas negeri ini.
"Akan tiba saatnya, banyak orang yang selama ini melihat Indonesia karena permasalahan-permasalahan dan krisis yang dihadapi, pada suatu hari nanti mereka akan datang ke negeri ini untuk melihat kegerakan rohani besar yang terjadi di sini". Tuhan mempunyai rencana untuk negeri ini.

Saya sudah melihat kebangunan rohani di Toronto, di Pensacola, di Afrika, tetapi untuk Indonesia - Tuhan punya sesuatu yang segar untuk Indonesia. Kita senang dengan khotbah yang bagus, kita suka akan manifestasi Roh. Banyak orang rebah dalam Roh, tertawa dalam Roh, tetapi dengar : Masanya sudah tiba bagi kita untuk bergerak lebih dari sekedar manifestasi, kita harus bergerak kepada kegerakan rohani yang sejati.

Tuhan mau bertanya, "Apakah engkau rindu dan haus akan kegerakan rohani di atas semua kepentinganmu yang lain?" Alkitab mengatakan, "Berserulah kepada-Ku ... !" Tuhan selalu menyediakan air bagi mereka yang haus. Jika kita tidak haus akan kebangunan rohani (revival), kita tidak akan pernah melihat kebangunan rohani!

Di Pensacola, Tuhan berbicara kepada John Kilpatrick (pemimpin gereja di sana) agar ia menaruh bendera-bendera di altar (mimbar) gereja. Ia melakukannya dan menaruh 11 bendera, lalu mendoakannya (walaupun tanpa ada kebaktian). Dan orang-orang mulai mengkritik dan menentangnya.
Banyak dari jemaatnya yang keluar dari gereja itu karena mereka tidak suka. Tetapi minggu demi minggu, ia tetap mengajak jemaatnya yang setia untuk berdoa. Mereka tidak lagi sekedar memanjatkan doa-doa yang kedengaran indah di telinga, tetapi mulai menangis dan tersungkur, mereka mengerang dan berseru kepada Tuhan. Berjam-jam, berbulan-bulan, setahun, 1,5 tahun, tidak terjadi apa-apa.

Setelah 2 tahun berlalu, rekan-rekannya datang kepadanya dan berkata, "John, apakah kau yakin ini dari Tuhan?"
Karena ia mendesak terus, maka tibalah saat kegerakan itu. Tiba-tiba api Roh Kudus turun dan melanda gereja itu (bahkan melanda bangsa-bangsa).

Setiap hari ratusan orang antri di depan pintu gereja sejak jam 4 pagi untuk ikut kebaktian. Mereka terdiri dari para profesor, pemimpin gereja, insinyur, mahasiswa, ibu rumah tangga, pria, wanita, anak-anak. Itulah kegerakan rohani yang sejati.
Pada waktu altar call dilakukan, mereka (para profesor, teolog, pemimpin, guru, dll) lari ke depan, tersungkur dan berseru kepada Tuhan.
Ini terjadi karena ada satu orang yang terus mendesak didalam doa.

Kita mesti mendesak terus kepada Tuhan. Mari kita berseru kepada Yesus (satu-satunya yang bisa mengubah segala sesuatu) dengan suatu jeritan roh.
Mari kita berseru, "Yesus, jangan lewatkan Indonesia!" Kita tidak bisa lagi menggunakan doa-doa yang biasa. Bagaimana kita bisa tetap memanjatkan doa-doa yang "bagus", sementara ada banyak anak muda yang jatuh dalam narkoba? Bagaimana kita bisa begitu agamawi sementara ada ribuan anak Indonesia tidak bisa bersekolah? Bagaimana kita bisa tetap memanjatkan "doa-doa yang bagus" dan berdiri dengan hati yang begitu keras sementara kita mendengar ada ribuan orang yang menderita kelaparan.

Berserulah kepada-Nya, minta lawatan-Nya atas negeri ini. Biar saat ini Tuhan mengerjakannya melalui hati kita, agar kita melupakan kesombongan kita, atau budaya kita, atau rasa malu pribadi. Jangan pedulikan tentang apa yang dikatakan orang lain. Di Pensacola, ratusan ribu orang telah diselamatkan, mulai dari para pecandu narkoba sampai para pemimpin geng.

Begitu pula dengan kegerakan rohani yang terjadi di Skotlandia, yang dimulai dari umat yang menangis dan berseru kepada Tuhan. Bagaimana dengan doa-doa kita? Yeremia adalah seorang nabi besar, tetapi ia juga disebut sebagai "nabi yang menangis". Karena ia menangisi umat Israel sampai sedemikian rupa.

Kita tidak bisa mengharapkan revival terjadi jika hati kita keras seperti batu.
Saat ini, apakah doa-doa kita sudah menggetarkan kota ini? Sehingga pada waktu orang lain melihat, mereka akan terheran-heran dan tahu bahwa kita memiliki api itu. Yesus menangisi Yerusalem. Apakah kita sudah menangis untuk negeri ini? Atau mata kita sudah terlalu kering?

Tahukah saudara bahwa statistik menunjukkan bahwa ada 4 orang di seluruh dunia ini yang mati setiap detiknya? Dan kebanyakan dari mereka itu mati tanpa Yesus.

Melihat hal ini, masihkah saudara hanya memikirkan harga diri saja? Bukalah mata saudara terhadap situasi ini, dan mulailah menjerit kepada Tuhan untuk bangsa ini. Tuhan telah menebus bangsa ini di atas kayu salib.▪



♥ THANKS FOR READING ♥