Natal di Jepang mungkin sedikit berbeda dibandingkan Natal di negara
lain, termasuk di Indonesia. Natal sendiri termasuk hari yang ditunggu
sebagian besar rakyat Jepang. Sejak bulan November, suasana Natal sudah
dapat ditemukan di banyak tempat di Jepang. Pohon cemara yang dihiasi
lampu-lampu hias, coklat atau kue Natal, sinterklas, lagu-lagu Natal…
lalu, apa bedanya dengan Natal di negara lain?
Yang berbeda adalah, bagi orang Jepang, Natal bukanlah perayaan
keagamaan. Mayoritas rakyat Jepang sendiri agamanya bisa dibilang “tidak
jelas”. Mayoritas dari mereka, terutama kaum mudanya, tidak percaya
hidup setelah mati. Lalu, kenapa Natal dirayakan oleh hampir semua
rakyat Jepang?
Bagi orang Jepang, hari Natal identik dengan hari berkumpul dengan
orang-orang yang mereka cintai. Biasanya, satu keluarga besar berkumpul
sambil makan-makan di malam Natal. Atau, sepasang kekasih yang sedang
dimabuk cintrong memanfaatkan malam Natal untuk jalan-jalan dan
berkencan. Di tempat-tempat wisata, terutama yang dihiasi banyak lampu
hias, akan sangat mudah menemukan sepasang kekasih yang berjalan sambil
bergandengan tangan, berpelukan, atau mungkin berciuman. Di hari Natal
pula, orang Jepang sering bertukar hadiah natal atau kue natal dengan
orang-orang yang mereka anggap dekat. Karena itu, bagi anak-anak Jepang,
Natal merupakan hari yang sangat ditunggu.
Menjelang hari Natal supermarket di Jepang mulai menyiapkan makanan
untuk perayaan Natal. Sejak satu sampai dua minggu sebelum hari Natal
makanan siap saji yang mereka jual nyaris seragam, yaitu makanan untuk
hidangan perayaan Natal. Makanan yang sering dihidangkan ketika pesta di
hari Natal adalah ayam panggang, kue tart natal, dan tentu saja
sushi-sashimi-sake.
Natal juga identik dengan iluminasi, atau pesta lampu hias. Mereka
yang “mampu” akan menghiasi rumahnya dengan lampu-lampu hias. Namun,
karena biaya listrik di Jepang relatif mahal, biasanya lampu-lampu hias
ini hanya dinyalakan jam 5 sore sampai 9 malam. Di kota-kota besar,
taman kota atau landmark kota akan dihiasi dengan lampu hias. Sangat
meriah dan sangat indah. Karena itu tak heran jika banyak orang
berbondong-bondong ke tempat yang banyak hiasan lampu hiasnya. Di kota
saya, ada perumahan elit, perumahan milik orang-orang kaya. Setiap bulan
Desember sampai tanggal 24 malam, mereka akan menghiasi rumahnya dengan
lampu-lampu hias dengan begitu meriahnya. Karena itu biasanya setiap
malam perumahan tersebut ramai didatangi orang. Ohya, perayaan mencapai
puncaknya tanggal 24 Desember atau malam Natal. Setelah itu, ya sudah.
Suasana akan segera berganti untuk perayaan tahun baru.
Oleh karena itu, bila kita mempunyai teman orang Jepang, lebih lagi
jika dia merupakan senior-bos-atau profesor kita, jangan lupa untuk
mengucapkan Merry Christmas meskipun mereka tidak beragama
Kristen-Katholik. Ini penting untuk menunjukkan perhatian kita. Jika
kita punya sedikit rejeki, tidak salahnya memberikan kue/coklat/hadiah
Natal untuk mereka. Believe me, mereka akan sangat menghargainya.
Gak ngebahas kue natal nya juga nih :-D
BalasHapus